Jombang- Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak yang disebabkan oleh masalah kekurangan gizi kronis pada periode awal pertumbuhan dan perkembangan anak. Akibatnya kondisi anak lebih pendek dari anak normal seusianya dan mengalami keterlambatan dalam berfikir.

Untuk menekan angka stunting di desa, perlu dilakukan langkah konvergensi percepatan pencegahan atau intervensi pencegahan stunting yang dilakukan secara terpadu, terkoordinir dan mensasar pada kelompok sasaran prioritas di desa.

Melalui peran kader pembangunan manusia (KPM) di Desa, langkah konvergensi tersebut nampak dilakukan oleh pemerintah Desa Grogol Kecamatan Diwek dengan memfasilitasi terbentuknya rumah desa sehat (RDS) dan melakukan rembug stunting desa. Kegiatan ini selenggarakan pada Bulan September 2020 dengan pemanfaatan sumber anggaran Dana Desa (DD).

Rumah desa sehat dan rembug stunting merupakan instrumen penting dalam pencegahan stunting di tingkat desa. Rumah desa sehat (RDS) adalah sekertariat bersama bagi para penggiat pemberdayaan masyarakat dan pelaku pembangunan desa di bidang kesehatan yang berfungsi sebagai ruang literasi kesehatan, pusat penyebaran informasi kesehatan serta forum advokasi kebijakan di bidang kesehatan. Sedangkan rembug stunting merupakan forum musyawarah bagi pemangku kebijakan di tingkat desa bersama-sama dengan para pelaku pemberdayaan dan pembangunan serta tokoh masyarakat dalam menentukan keputusan bersama yang kaitannya dengan pelayanan kesehatan masyarakat dan kebutuhan penanganan stunting di desa, baik secara anggaran maupun kegiatan.

Dalam rembug stunting yang diselenggarakan oleh pemerintah Desa itu,dihadiri oleh unsur pemerintahan desa, pelaku pemberdayaan dan pembangunan manusia seperti, Kader PKK, Kader Posyandu, guru PAUD, Kader Kesehatan, perwakilan unit layanan desa (poskesdes), kelompok masyarakat lainnya yang peduli dengan upaya pencegahan stunting desa, juga pada pagi itu nampak hadir perwakilan dari BLUD Puskesmas Cukir dan pokja layanan kesehatan PKK tingkat Kecamatan serta pendamping desa.

Dalam rembug stunting itu, forum mengawalinya dengan pembacaan hasil pendataan stunting di desa oleh kader pembangunan manusia (KPM) dan diteruskan dengan pemaparan paket layanan pencegahan stunting di desa. Yaitu, tentang layanan kesehatan ibu dan anak, konseling gizi, air bersih dan sanitasi, perlindungan sosial dan layanan pendidikan anak usia dini (PAUD).

Setelah itu pembahasan dilanjutkan dengan menentukan kelompok sasaran prioritas pencegahan stunting di desa. Dalam pembahasannya banyak ditemu kenali berbagai persoalan, dimulai dari persoalan pola asuh anak, asupan gizi pada ibu hamil dan anak, fasilitas pendidikan anak dan layanan kesehatan di desa hingga pada persoalan kenakalan remaja dan kesehatan lingkungan. Terdapat dua kelompok sasaran prioritas yang ditentukan, pertama kelompok ibu hamil dan anak usia 0-23 bulan atau rumah tangga 1000 hari pertama kehidupan (HPK) sebagai kelompok yang paling kritis dalam tumbuh kembang anak. Kedua, anak usia 24-59 bulan, wanita subur dan anak usia remaja.

Selanjutnya, dalam forum itu menyepakati beberapa rekomendasi kegiatan yang kemudian ditindak lanjuti dan diadvokasi pada level kebijakan di desa untuk bagaimana hasil rembug tersebut dapat diakomodir dalam penganggaran pembelanjaan desa di tahun anggaran berikutnya.